Langsa Aceh. gayortinews.com – Terjadinya kericuhan pada Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) IAIN Langsa tahun 2022 menjadi sebuah catatan hitam bagi institusi IAIN Langsa, Demisioner DEMA Fakultas Syariah Erfien Dermawan Surbakti angkat bicara, pada Kamis (25/8/2022).
Bagaimana tidak kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kampus ialah upaya dalam mentransformasikan pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman bagi mahasiswa/i baru yang bergabung pada perguruan tinggi. Dimana seharusnya seluruh kalangan civitas akademik kampus bahu-membahu untuk mensukseskan kegiatan tersebut demi terciptanya mahasiswa pencipta, pengabdi, serta bertanggung jawab selaras seperti Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ucap “Erfin.
Erfin menyampaikan Upaya-Upaya yang bertolak belakang dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah sebuah ancaman nyata bagi sebuah Institusi kampus. Contohnya kericuhan yang terjadi pada institusi IAIN langsa beberapa waktu yang lalu, Upaya pebubaran sepihak pada PBAK IAIN langsa tahun 2022 terindikasi adanya penyusupan Faham Radikalisme di tubuh mahasiswa IAIN langsa. “Tutur, Erfin.
Lanjut Erfin, sapaan akrab bagi mantan Wapres HPI se Indonesia mengatakan” Radikalisme adalah mengadakan perubahan sampai keakarnya dan untuk merealisasikan usaha ini mereka selalu menggunakan metode kekerasan serta menentang struktur masyarakat yang ada, definisi radikalisme ini persis seperti yang terjadi pada saat kericuhan di kegiatan PBAK IAIN langsa kemarin. Tegas” Erfin.
Oknum yang menunggangi kericuhan tersebut telah mencerminkan perilaku yang mencederai nilai identitas mahasiswa, terlebih lagi mencederai nama baik Institusi IAIN Langsa dan juga ini menjadi contoh yang tidak baik bagi penerus agent of change dan agent of control sosial.
Menyuarakan pendapat dimuka umum telah di atur sedemikian baiknya dalam undang-undang 1945 dan kebebasan hak universal, tetapi apa yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut melakukan gerakan bukan pada tempatnya dan salah kaprah. Kita mengkaji Indikasi motif kericuhan tersebut dilakukan berdasarkan rasa sakit hati, iri dengki, serta indikasi pemuasaan hasrat pribadi yang tidak terpenuhi sehingga memprovoksi teman-teman mahasiswa lainnya.
Oleh sebab itu, Erfin meminta kepada Rektor IAIN Langsa agar segera melakukan tindakan definit kepada oknum-oknum yang telah mencederai nilai identitas mahasiswa serta mencoreng nama baik institusi yang kita jaga dan rawat selama ini. Tindakan definit dapat berupa sanksi organisatoris dan etis bagi oknum mahasiswa tersebut, tujuan nya agar kejadian ini tidak terulang kembali di kemudian hari demi berjalannya implementasi Tri Dharma Perguruan tinggi.
Erfin juga menegaskan ini menjadi acuan dan referensi kepada bapak rektor untuk menghindari pertumpahan darah sesama anak bangsa dan juga untuk mencegah, menjaga serta merawat calon generasi penerus bangsa.(DANTON)