banner 728x250

Tekan Angka Kematian Ibu Bersalin dengan Pokja KIBBLA

banner 468x60

Labuhanbatu || gayortinews.com –Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu sangat berharap kehadiran Kelompok Kerja Kesehatan Ibu Bayo Baru Lahir dan Anak( Pokja KIBBL A)dapat menjadi sumber semangat bagi kita dalam menyelamatkan ibu melahirkan dan bayi baru lahir.

Hal tersebut disampaikan oleh Staff Ahli Bupati Labuhanbatu Jumingan saat mewakili Sekretaris Daerah membuka Workshop Pokja KIBBLA Kabupaten Gerakan Bersama Untuk Keselamatan Ibu Melahirkan,Bayi Baru Lahir,dan Anak Kabupaten Labuhanbatu di Aula Hotel Platinum Rantauprapat, Labuhanbatu-Sumatera Utara,Senin(7/11/2022).

Pada acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Jhpiego,Staff Ahli Bupati Labuhanbatu mengatakan bahwa yang hadir dalam workshop tersebut adalah Lembaga atau Personal yang ditunjuk sebagai tim pelaksana.

“Sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan review terhadap pelaksanaan kerja Pokja.Saya berharap review ini dapat menjadi masukan dan membuat agenda Pokja KIBBLA selanjutnya,”ucapnya.

Masih kata dia, Staff Ahli Bupati Labuhanbatu, sampai dengan bulan Oktober 2022, jumlah kematian Ibu melahirkan di Kabupaten Labuhanbatu sudah berada pada angka 6 kasus.Dirinya berharap Gema KIBBLA yang dijalankan secara sistematis, melibatkan semua pihak dan didukung APBD dapat menekan angka kematian ibu.

“Sehingga semboyan Zero Tolreance umtuk kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya sekedar semboyan,”ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Labuhanbatu Friska Simanjuntak mengatakan,jumlah kematian ibu bersalin di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2021 sebanyak 12 orang,dan tahun 2022 sampai dengan Oktober 2022 berjumlah 6 orang.

“Ini berarti ada penurunan,kita Pokja sama-sama bertanggungjawab untuk menekan angka kematian ibu bersalin,”jelasnya.

Lanjut kata dia, dalam pemaparannya, beberapa hal yang menjadi kendala adalah jarak tempuh, masih ada daerah yang sulit dijamgkau puskesmas yang berada di daerah pantai. Penempatan SDM yang tidak merata, masih kurangnya pemahaman SDM, dan masih rendahnya cakupan KBPP,

“Masih rendah pemahaman masyarakat,masih rendah mutu kualitas pelayanan ibu dan anak,stok darah yang tidak sesuai,dan rendahnya ketersediaan alat di Faskes (Fasilitas Kesehatan),”pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan masing-masing bidang dalam Pokja KIBBL A, dilanjutkan dengan diskusi bersama antar peserta workshop yang berasal dari beragam instansi.

Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu,Kepala BagianTata Pemerintahan Setdakab Labuhanbatu,Para Kepala Puskesmas di Kabupaten Labuhanbatu,Para Kepala Bidang dari beberapa OPD yang tergabung dalam Pokja KIBBLA,Perwakilan RSUD Rantauprapat,Perwakilan RS Elpi Al-Azis,Perwakilan Masyarakat Madani,dan Peserta lainnya.

(F.Simanjuntak)